Senin, 05 November 2012

Mahasiswi Peliharaan Pejabat Dibayar 10 Juta Sebulan


Mahasiswi Peliharaan Pejabat Dibayar 10 Juta Sebulan – Mahasiswi ini menyamarkan penampilannya dengan memakai jilbab setiap kali ke kampus. Hal ini sengaja untuk menutupi image negatif kalau di kota Malang banyak mahasiswi yang jadi peliharaan pejabat dan pengusaha, sehingga cara mengenakan busana muslim dan jilbab pun mereka lakukan untuk menyembunyikan identitasnya. Seorang mahasiswi berinisial DY berhasil diwawancarai oleh Kompas.comdisebuah cafe di bilangan Dinoyo, Malang. Menurut pengakuan gadis cantik ini, penghasilan dari profesinya sebagai mahasiswi peliharaan pejabat minimal Rp.5 juta dan maksimal Rp.10 juta dalam sebulan. Berikut berita hasil liputannya.

mahasiswi peliharaan pejabat

"Dari teman-teman saya yang masuk ke dunia itu (ayam kampus), mayoritas karena sudah tidak perawan sejak SMP. Ada yang sejak SMA. Saat pacaran, sang pacar mengajak berhubungan. Ancaman jika tak mau (berhubungan intim) akan diputus. Terpaksa harus mau karena saat itu masih cinta monyet," aku DY (20), salah seorang mahasiswi yang ditemui Kompas.com, di sebuah kafe di Kota Malang, Minggu (28/10/2012) malam. Sebutan ayam kampus itu sudah menjadi istilah umum bagi para mahasiswi yang menyambi menjadi pekerja seks komersial (PSK) terselubung.

Menurut DY, sebagian besar ayam kampus di Malang berlatar belakang dari keluarga yang bermasalah (broken home). Bukan hanya karena faktor impitan ekonomi. "Setahu saya, dari keluarga mampu semua. Ada yang memang faktor ekonomi, tapi tidak banyak, bahkan jarang. Itu yang saya kenal," aku DY yang mewanti-wanti namanya tidak ditulis. Kebanyakan "ayam kampus" nilai DY, juga tergiur dengan pola hidup mewah, glamour, dan serba instan. "Kalau tak kunjung sadar, kuliahnya amburadul, dan bisa memutuskan jadi PSK di lokalisasi. Semoga tidak sampai demikian," katanya sembari merundukkan kepala.

Ditanya soal operasi dan cara transaksinya, DY menceritakan, untuk di Malang, trennya sudah mulai berubah. "Jika awal-awal, asal ada yang 'pesan', harga cocok, siap aja. Tapi tren sekarang para ayam kampus memilih aman. Yakni 'dipelihara' oleh para om-om atau pengusaha atau pejabat penting. Kalau pejabat jarang yang dari Malang sendiri, tapi dari luar Malang," akunya.

Para pejabat, lanjut DY, datang ke Malang biasanya di hari-hari libur akhir pekan. Tinggalnya di hotel atau di sebuah vila seperti di Kota Batu. "Jika pengusaha tergantung panggilan," katanya.

Menurutnya, ayam kampus yang "dipelihara" biasanya dibayar secara bulanan. "Umumnya, kalau sudah ada yang memelihara, per bulannya minimal Rp 5 juta dan maksimal Rp 10 juta. Kalau harga sekali 'main' umumnya ayam kampus di Malang dibanderol paling rendah Rp 500.000. Maksimal Rp 1 juta," ujar DY.

 DY mengaku, setelah lulus menjadi sarjana, dia akan meninggalkan profesi "ayam kampus". "Setelah sarjana, profesi ini akan dibuang. Akan menata keluarga yang baik. Makanya, saya menjalin hubungan baik dengan pacar saat ini," ujar DY. Menjajakan diri kepada pria hidung belang, kata DY, bukan kehendak nurani, tapi hanya nafsu semata. "Hanya karena jalan pengobat stres, frustasi akibat tak dipedulikan orang tua," keluhnya.

Itulah hasil liputan investigasi Mahasiswi Peliharaan Pejabat Dibayar 10 Juta Sebulan ini. Sebuah cerita yang harusnya bisa menjadi cerminan bagi para orang tua supaya selalu meperhatikan dan mengasihi anak-anaknya, serta arti pentingnya pengawasan orang tua dalam pergaulan anak-anak kita yang saat ini semakin mudah terpengaruh oleh lingkungan pergaulan yang tidak sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar